Saṃyuktāgama
72. Kotbah tentang Memahami Hal-hal
Demikianlah telah kudengar. Pada suatu ketika Sang Buddha sedang berdiam di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika.
Pada waktu itu Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu: “Aku akan mengajarkan kalian hal-hal yang harus dipahami, pengetahuan, dan seseorang yang mengetahui. Dengarkanlah dan perhatikan dengan seksama pada apa yang akan Ku-katakan padamu.
“Apakah hal-hal yang harus dipahami? Yaitu, mereka adalah lima kelompok unsur kehidupan yang dilekati. Apakah lima hal itu? Mereka adalah kelompok unsur bentuk jasmani yang dilekati… perasaan… persepsi… bentukan… kelompok unsur kesadaran yang dilekati. Ini disebut hal-hal yang harus dipahami.
“Apakah pengetahuan? Mendisiplinkan nafsu keinginan, meninggalkan nafsu keinginan, melampaui nafsu keinginan – ini disebut pengetahuan.
“Siapakah seseorang yang mengetahui? Ia adalah seorang arahant. Seorang arahant bukan ada di dunia lain setelah kematian, ataupun ia tidak ada di dunia lain setelah kematian, ataupun ia ada-dan-tidak-ada di dunia lain setelah kematian, ataupun ia bukan-ada-ataupun-bukan-tidak-ada di dunia lain setelah kematian. Dengan menyatakan ini secara terperinci adalah tanpa batas, [karena baginya] semua penyebutan telah selamanya lenyap.
“Inilah yang disebut ajaran tentang hal-hal yang harus dipahami, pengetahuan, dan seseorang yang mengetahui.”
Ketika Sang Buddha telah mengucapkan kotbah ini, para bhikkhu, yang mendengarkan apa yang dikatakan Sang Buddha, bergembira dan menerimanya dengan hormat.